TUGAS
ILMU SOSIAL
BUDAYA DASAR
“BUDAYA PERSALINAN”
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :
1.
CHAIRUN NISAH
2.
DENINDI SHALATA F
3.
EKA RATNA SARI
4.
REKA UTARI EFALIA
5.
RIN ARLITA
6.
RINI AYU ANDRIANI
7.
SELMEI USMIYANTI
8.
SHERLY MALINDA
9.
VENY NOVITASARI
KELAS
: D IV KEBIDANAN
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN
KEBIDANAN
T.A
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkah, rahmat, karunia, dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam
proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan,
serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan
ini penulis menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan
segala ketulusan hati kepada semua pihak yang membantu.
Semoga
Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi keikhlasan dan ketulusan
atas dukungannya.
Sangatlah
disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan di dalam penyusunannya dan
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik saran
maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.
Bengkulu, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
judul..............................................................................................1
Kata
pengantar...............................................................................................2
Daftar
isi........................................................................................................3
Bab I pendahuluan
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................4
Bab II
Pembahasan
1.1.1
Pengertian
mitos............................................................................5
1.1.2
Kesehatan
masyarakat desa...........................................................5
1.1.3
Mitos pada
masyarakat mengenai kesehatan persalinan................6
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan.......................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar
Belakang
Di dalam masyarakat tidak
luput dari kebudayaan atau pun kehidupan sosial lainnya. Seperti contohnya
masyarakat di daerah Bengkulu, kebudayaan ini kadang kadang berpengaruh pada
keadaan kesehatan dimasyarakat. Misalnya pada keadaan kebutuhan saat
persalinan.
Membicarakan mengenai mitos dan fakta
seputar kehamilan maupun kelahiran memang tidak akan pernah ada habisnya. Mitos
telah menjadi adat istiadat yang bersifat turun temurun dari orang tua kita
terdahulu, menjadi suatu hal yang biasa dan sangat mereka yakini.
Tidak sedikit mitos yang hanya tinggal mitos, bahkan tidak layak untuk sekedar diyakini. Namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima oleh akal dan ternyata ada faktanya. Sehingga tidak ada salahnya apabila sekali waktu kita mengulas soal mitos-mitos yang banyak ditemui di masyarakat sekaligus mengetahui faktanya.
Tidak sedikit mitos yang hanya tinggal mitos, bahkan tidak layak untuk sekedar diyakini. Namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima oleh akal dan ternyata ada faktanya. Sehingga tidak ada salahnya apabila sekali waktu kita mengulas soal mitos-mitos yang banyak ditemui di masyarakat sekaligus mengetahui faktanya.
1.3 Rumusan
Masalah
1.3.1
Pengertian
mitos
1.3.2
Kesehatan
masyarakat desa
1.3.3
Mitos pada
masyarakat mengenai kesehatan persalinan
1.4 Tujuan
1.4.1
Untuk
mengetahui Pengertian mitos
1.4.2
Untuk
mengetahui Kesehatan masyarakat desa
1.4.3
Untuk
mengetahui Mitos pada masyarakat mengenai kesehatan persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pengertian mitos
Mitos adalah sesuatu yang di anggap percaya bisa membuat sesuatu hal menjadi bahaya atau malah berakibat baik.
Membicarakan
mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan maupun kelahiran memang tidak akan
pernah ada habisnya. Mitos telah menjadi adat istiadat yang bersifat turun
temurun dari orang tua kita terdahulu, menjadi suatu hal yang biasa dan sangat
mereka yakini.
Tidak sedikit mitos yang hanya tinggal mitos, bahkan tidak layak untuk sekedar diyakini. Namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima oleh akal dan ternyata ada faktanya. Sehingga tidak ada salahnya apabila sekali waktu kita mengulas soal mitos-mitos yang banyak ditemui di masyarakat sekaligus mengetahui faktanya.
Tidak sedikit mitos yang hanya tinggal mitos, bahkan tidak layak untuk sekedar diyakini. Namun ternyata banyak pula mitos yang dapat dinalar, diterima oleh akal dan ternyata ada faktanya. Sehingga tidak ada salahnya apabila sekali waktu kita mengulas soal mitos-mitos yang banyak ditemui di masyarakat sekaligus mengetahui faktanya.
2.2
Kesehatan masyarakat
Kesehatan
masyarakat adalah suatu kebutuhan pokok bagi kehidupan dimasyarakat. Oleh
karena itu, apa bila kebutuhan kesehatan itu tidak terpenuhi maka nantinya
individu itu akan mengalami ketidaknyamanan yang di alaminya. Seperti halnya
kehidupan masyarakat, banyak hal yang di lakukan masyarakat desa untuk
pemenuhan kebutuhan kesehatannya.
Kesehatan yang tidak kalah pentingnya yaitu kebutuhan
kesehatan pada ibu dan anak-anak. Yaitu pada ibu mengenai kebutuhan reproduksi,
hamil, bersalin nifas, menyusui, serta pada saat menopouse. Dan pada anak-anak
biasanya perawatan BBL, anak balita, serta kesehatannya, kemudian perubahan
perubahan reproduksi pada saat remaja.
Masyarakat desa umumnya lebih memilih perawatan kesehatan
secara tradisional, walaupun itu baik tau tidak digunakan namun merekan
mempercayai bahwa obat obatan tradisional itu lebih baik dan alami.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa pemerintah
menggalakkan penyuluhan-penyuluhan dan mendirikan beberapa pelayanan kesehatan
masyarakat seperti puskesmas,posyandu yang bisa di ikuti oleh kaderkader
darimasyarakat tersebut dan juga menempatkan bidan untuk melakukan pelayanan
kepada ibu hamil untuk membantu persalinan dan BBL.
Walaupun bidan sudah ditempatkan, namun kegiatan sosial
budaya pada masyarakat yang mempengaruhi kondisi kepercayaan masyarakat
tersebut sehingga bidan harus bisa mengikuti budaya yang ada di masyarakat itu
agar dapat di terima dengan baik oleh masyarakat.
2.3 Mitos pada masyarakat mengenai kesehatan persalinan
Berikut
adalah mitos mitos yang ada di masyarakat yaitu :
1. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga
untuk persalinan
Pada
masyarakat dahulu, Minum madu
dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.Madu tak boleh
sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan minum
madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk karbonhidrat
yang paling tinggi kalorinya? Jadi, madu boleh diminum hanya jika BB-nya
kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya segera hentikan.
Demikian juga dengan telur, pada dasarnya selama telur itu matang maka tidak
akan berbahaya bagi kehamilan. Hal ini disebabkan karena telur banyak
mengandung protein yang dapat menambah kalori tubuh.
2. Makan daun kemangi
membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
3. Mengonsumsi makanan
pedas menyebabkan ibu yang hamil tua jadi cepat melahirkan
Sebenarnya, ibu hamil tidak punya pantangan makanan tertentu. Tapi, ada makanan yang sebaiknya dihindari, seperti makan yang berasal dari keju yang sangat lembik atau keju dari susu mentah. Makanan-makanan ini dikhawatirkan cepat busuk, sehingga mengandung bakteri yang disebut lysteria. Bakteri inilah yang sering dihubungkan dengan kemungkinan penyebab keguguran atau persalinan dini.
Sebenarnya, ibu hamil tidak punya pantangan makanan tertentu. Tapi, ada makanan yang sebaiknya dihindari, seperti makan yang berasal dari keju yang sangat lembik atau keju dari susu mentah. Makanan-makanan ini dikhawatirkan cepat busuk, sehingga mengandung bakteri yang disebut lysteria. Bakteri inilah yang sering dihubungkan dengan kemungkinan penyebab keguguran atau persalinan dini.
4. Makan duren, tape,
dan nanas bisa membahayakan persalinan.
Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke tubuh. Begitu juga tape serta aneka masakan yang menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa mengakibatkan keguguran.
5. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
Ini benar karena bisa mengakibatkan perndarahan atau keguguran. Duren mengandung alkohol, jadi panas ke tubuh. Begitu juga tape serta aneka masakan yang menggunakan arak, sebaiknya dihindari. Buah nanas juga, karena bisa mengakibatkan keguguran.
5. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar. Hingga, bila terjadi sesuatu dapat ditangani segera.
6. Tidak boleh tidur siang
Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan. Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah, tidur berkepanjangan memang mengundang proses recovery yang lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula peluang terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam." Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan elemen tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal, lo. Endapan-endapan tadi bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan memunculkan stroke.
7. Tak boleh keramas
Pantangan yang satu ini dicemaskan bisa membuat si ibu masuk angin. Itu sebab, sebagai gantinya rambut cukup diwuwung, yakni sekadar disiram dengan air dingin. Lagi-lagi, penyiraman ini diyakini agar darah putih bisa turun dan tak menempel di mata. Namun agar tak bau apek dan tetap harum disarankan menggunakan ratus pewangi. Tentu saja pantangan semacam itu untuk kondisi jaman sekarang dirasa memberatkan. Terlebih untuk ibu-ibu yang harus sering beraktivitas di luar rumah. Sedangkan mandi boleh-boleh saja asal dilakukan jam 5 atau 6 untuk mandi pagi dan sebelum magrib untuk mandi malam. Penggunaan air dingin, katanya, justru lebih baik ketimbang air hangat karena bisa melancarkan produksi ASI.
8. Hindari makan jemek
Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin benyek organ vital kaum Hawa. Termasuk makanan bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya. Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain juga, proses penyembuhan luka-luka di jalan lahir akan lebih lambat.
Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan karena tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh. Sedangkan durian memang tak dianjurkan karena kandungan kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang bisa mengganggu pencernaan.
9. Tidak boleh bepergian
Kalau dipikir-pikir larangan ini, bertujuan supaya si ibu tak terlalu letih beraktivitas. Kalau capek bisa-bisa ASI-nya berkurang. Kasihan si kecil. Karena biasanya seumur ini sedang kuat-kuatnya menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel ditinggal ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau menggunakan angkutan umum. Bepergian pun membuat si ibu jadi tak tahan menghadapi aneka godaan untuk menyantap segala jenis makanan yang dipantang.
Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan. Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah, tidur berkepanjangan memang mengundang proses recovery yang lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula peluang terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam." Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan elemen tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal, lo. Endapan-endapan tadi bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan memunculkan stroke.
7. Tak boleh keramas
Pantangan yang satu ini dicemaskan bisa membuat si ibu masuk angin. Itu sebab, sebagai gantinya rambut cukup diwuwung, yakni sekadar disiram dengan air dingin. Lagi-lagi, penyiraman ini diyakini agar darah putih bisa turun dan tak menempel di mata. Namun agar tak bau apek dan tetap harum disarankan menggunakan ratus pewangi. Tentu saja pantangan semacam itu untuk kondisi jaman sekarang dirasa memberatkan. Terlebih untuk ibu-ibu yang harus sering beraktivitas di luar rumah. Sedangkan mandi boleh-boleh saja asal dilakukan jam 5 atau 6 untuk mandi pagi dan sebelum magrib untuk mandi malam. Penggunaan air dingin, katanya, justru lebih baik ketimbang air hangat karena bisa melancarkan produksi ASI.
8. Hindari makan jemek
Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian, pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi bisa dikhawatirkan bikin benyek organ vital kaum Hawa. Termasuk makanan bersantan dan pedas karena pencernaannya bakal terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya. Begitu juga ikan dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir pada ASI yang membuat bayi muntah saat disusui. Selain juga, proses penyembuhan luka-luka di jalan lahir akan lebih lambat.
Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar anggapan untuk pantang pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan karena tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk memudahkan BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh. Sedangkan durian memang tak dianjurkan karena kandungan kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang bisa mengganggu pencernaan.
9. Tidak boleh bepergian
Kalau dipikir-pikir larangan ini, bertujuan supaya si ibu tak terlalu letih beraktivitas. Kalau capek bisa-bisa ASI-nya berkurang. Kasihan si kecil. Karena biasanya seumur ini sedang kuat-kuatnya menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel ditinggal ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau menggunakan angkutan umum. Bepergian pun membuat si ibu jadi tak tahan menghadapi aneka godaan untuk menyantap segala jenis makanan yang dipantang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mitos adalah sesuatu yang di anggap percaya bisa membuat sesuatu hal menjadi bahaya atau malah berakibat baik.
Membicarakan
mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan maupun kelahiran memang tidak akan
pernah ada habisnya. Mitos telah menjadi adat istiadat yang bersifat turun
temurun dari orang tua kita terdahulu, menjadi suatu hal yang biasa dan sangat
mereka yakini. Sehingga ini sangat mempengaruhi pada proses persalinan ibu,
karena mereka mempercayai bahwa jika tidak dilakukan akan menjadi fatal.
Padahal mitos ini bisa saja membahayakan keadaan ibu yang sedang bersalin dan
bayinya
3.2 Saran
Untuk melakukan pendekatan kepada klien, kita boleh saja
membolehkan klien untuk melakukan mitos ini. Namun apabila itu dapat
membahayakan untuk ibu bersalin dan bayinya maka bidan dapat menolak dan
menjelaskannya kepada klien bahwa apa yang dia lakukan tidak baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Doengoes, Marilynn.
1999. Rencana Asuhan Keperawatan .
Jakarta : EGC.
http
://Sosialbudaya.blogspot.com/?mitos_bumil
http
://Sosialbudaya.blogspot.com/?pendekatan_masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar