D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Sabtu, 17 Januari 2015

pencacatan persediaan obat


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
PENGERTIAN OBAT
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya: nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas
B. REAKSI OBAT
1.      Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.


2.      JENIS DAN BENTUK OBAT
1. Obat – obatan dalam bentuk padat
     a. Bubuk
     b. Tablet
     c. Pil
     d. Drase
     e. Kapsul
     f. Salep dan pasta
     g. Supositoria
2. Obat – obatan dalam bentuk cair
     a. Sirup
     b. Tetesan / drop
     c. Cairan suntik
3.      . “ENAM BENAR” PEMBERIAN OBAT
1. Benar obat
     Apabila obat pertama kali di programkan, bandingkan tiket obat atau format pencatatan unit-dosis dengan instruksi yang ditulis dokter. Ketika memberikan obat bandingkan label pada wadah obat dengan format atau tiket obat. Hal ini dilakukan tiga kali yaitu (1) sebelum memindahkan wadah obat dari laci atau almari, (2) pada saat sejumlah obat yang di programkan dipindahkan dari wadahnya, (3) sebelum mengembalikan wadah obat ke tempat penyimpanan.
2. Benar dosis
    Apabila sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat yang lebih besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika seorang dokter memprogramkan suatu sistem perhitungan obat yang berbeda dari yang disediakan oleh ahli farmasi, risiko kesalahan meningkat.
3. Benar klien
     Langkah paling penting dalam pemberian obat dengan aman adalah meyakinkan bahwa obat tersebut di berikan pada klien yang benar. Untuk mengidentifikasi klien dengan tepat, periksa kartu, format atau laporan pemberian obat yang dicocokan dengan identifikasi klien dan meminta klien menyebutkan namanya.
4. Benar rute pemberian
    Apabila sebuah instruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat mengonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga, bila rute pemberian obat bukan cara yang direkomendasikan, perawat harus segera mengingatkan dokter.

5. Benar waktu
       Harus mengetahui alasan sebuah obat diprogramkan untuk waktu tertentu dalam satu hari dan apakah jadwal tersebut dapat diubah.
6. Benar pendokumentasian
       Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera untuk mencatat informasi sesuai dengan obat – obatan yang telah diberikan. Hal ini meliputi nama obat, dosis, rute, waktu dan tanggal serta inisial dan tanda tangan pelaksana pemberi obat.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya
1.      Wewenang bidan
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/ Menkes/SK/VII/2002. Bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi;
Pelayanan kebidanan kepada ibu pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui. Meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi:
    1) Penyuluhan dan konseling
    2) Pemeriksaan fisik
    3) Pelayanan antenatal pada kehamilan abnormal
    4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakuo abortus imminens,               hiperemesis gravidarum tingkat 1, preeclampsia dan anemia ringan
    5) Pertolongan persalinan normal
    6) Pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet   kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri, post term dan preterm.
    7) Pelayanan ibu nifas normal
    8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta dan infeksi ringan
    9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang mengalami keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
c. Pelayanan kebidanan pada anak, meliputi :
    1) Pemeriksaan bayi baru lahir
    2) Perawatan tali pusat
    3) Perawatan bayi : 0 – 28 hari termasuk ASI eksklusif s/d 6 bulan
    4) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
    5) Pemantauan tumbuh kembang anak
    6) Pemberian imunisasi
    7) Pemberian penyuluhan
Selain itu bidan berwenang pula untuk :
    a. Memberikan imunisasi
    b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan, dan nifas
    c. Mengeluarkan plasenta secara manual
    d. Memberikan bimbingan senam hamil
    e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
    f. Episiotomi jika diperlukan
    g. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai grade II
    h. Melakukan amniotomi
    i. Memberikan infus
   j. Memberikan suntikan intra muskular uterotonika, antibiotika dan sedativa
  k. Melakukan kompresi bimanual
  l. Versi ekstraksi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan seterusnya
 m. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
  n. Pengendalian anemia
  o. Meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan ASI
  p. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
  q. Menangani hipotermia
  r. Pemberian minum dengan sonde/ pipet
  s. Memberikan surat kelahiran
d. Pelayanan keluarga berencana
   a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom.
   b. Memberikan penyuluhan/ konseling pemakaian kontrasepsi
   c. Melakukan pencabutan alat kontrsepsi dalam rahim
   d. Melakukan pencabutan alat kontrsepsi bawah kulit tanpa penyulit
   e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana dan kesehatan masyarakat

e. Pelayanan kesehatan masyarakat
   a. Membina peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak
   b. Memantau tumbuh kembang anak
   c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
   d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS) penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) serta penyakit lainnya.
2.       Wewenang Bidan Dalam Pemberian Obat
Dalam setiap Puskesmas atau Rumah sakit, bidan merupakan tenaga profesi kesehatan yang sangat penting peranannya terutama terhadap pelayanan kesehatan keluarga. Seorang bidan dalam menjalankan setiap tugasnya mempunyai standar pelayanan dan kode etik yang harus dipatuhi.adapun wewenang bidan diantaranya:
   1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil / bersalin , nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelun rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu
   2. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk kedokter
   3. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI , nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 25 Juli 2002. Wewenang seorang bidan adalah sebagai berikut :
         1. Pelayanan dan pengobatan kelaianan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaaan haid. Pengobatan ginekologik yang diberikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuaii advis dokter.
     2. Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja puteri, calon pengantin, ibu dan bayi.
     3. Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi pemberian secara parental antbiotika pada infeksi /sepsis, oksitoksin pada kala III dan kala IV untuk pencegahan/penanganan perdarahan post partum karena hipotonia uteri, sedativa pada preeklamsia/eklamsi, sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk.
    4. Melakukan tindakan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia uteri dan diyakini bahwa bayi dapat lahir pervaginam.
    5. Kompresi bimanual internal dan atau eksternal dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu pada perdarahan post partum untuk menghentikan perdarahan. Diperlukan keterampilan bidan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.
    6. Versi luar pada gameli pada kelahiran bayi kedua. Kehamilan ganda seharusnya sejak semula direncanakan di rumah sakit oleh dikter. Bila hal tersebut tidak diketahui, bidan yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat melakukan versi luar pada bayi kedua yang tidak dalam masa presentasi kepala, sesuai dengan protap.
    7. Ekstraksi vacuum pada bayi dengan kepala di dasar penaggul. Demi penyelamatan hidup bayi dan ibu, bidan yang telah mempunyai kompetensi, dapat melakukan ekstraksi vacuum atau ekstraksi cunam bila janin dalam presentasi belakang kepala dan kepala janin telah berada di dasar panggul.
    8. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberikan wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, yang sering terjadi pada partus lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, utamanya bayi premature. Bayi tersebut selanjutnya perlu dirawat di fasilitas kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari 1750 gram
   9. Hipotermi pada bayi baru lahir. Bidan diberi wewenang untuk melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dini dan metode kangguru.
 10. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berncana harus memperhatikan kompetensi dan protap yang berlaku di wilayahnya meliputi :
a. Memeberikan pelayanan Keluarga Berencana yakni pemasangan IUD, alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), pemberian suntikan,tablet, kondom, diafragma, jelly dan melaksanakan konseling.
b. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontasepsi. Pertolongan yang diberikan oleh Bidan bersifat pertolongan pertam yang perlu mendapat pengobatan oleh dokter bila gangguan belanjut.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tanpa penyulit. Tindakan ini dilakukan atas dasar kompetensi dan pelaksanaanya berdasrkan protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untuk dilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.
d. Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa, Bidan berwenanang melakukan pelayanan kebidanan selain kewewnangan yang diberikan bila tidak mungkin memperoleh pertolongan dari tenaga ahli. Dalam memberikan pertolongan Bidan harus mengikuti protap yang berlaku.
11. Penyediaan dan Penyerahan obat-obatan :
a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerhakan obat kepada apsien sepanjang untuk keperlua darurat sesuai dengan protap.

3.       Obat – obatan yang berhubungan dengan kebidanan :
A. Uterus Tonika
     Obat yang kerjanya mempengaruhi kontraksi rahim. Obat – obat uterus tonika :
  1. Methylergometrine
      a. Nama Generic : Methylergometrine
      b. Nama Dagang :
         • Methergin ( Sandoz )
         • Metilat ( Metiska Farme )
         • Methovin ( Kimia Farma )
      c. Indikasi
         Sebagai Stimulan Uterus pada :
         • Perdarahan Pasca Persalinan
         • Perdarahan Pasca Abortus
2. Oxitocin
    OKSITOSIN adalah golongan obat yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan, pencegahan perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan.
      a. Nama Generic : Oxytocin (Pitocin, Syntocinon) 10 Unit/ampl
      b. Nama Paten :
         • Piton S.
         • Syntocinon
         • Hypophysin
         • Piroglandol
     c. Kerja oksitoksin
         Bersama dengan faktor-faktor lainnya, oksitoksin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan injeksi ASI. Oksitoksin bekerja pada reseptor oksitoksik untuk menyebabkan :
        • Kontraksi uterus kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot  polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
        • Konstriksi pembuluh darah umbilicus
        • Kontraksi sel-sel miopitel (refleks ejeksi ASI)
        • Oksitoksin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik (ADH)* untuk menyebakan  peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya diastolic) karena terjadinya vasodilatasi.
        • Retensi air
Kerja oksitoksin yang meliputi : kontraksi tuba uterine (fallopi)untuk membantu pengangkutan sperma dan luteolisis (involusi korpus luteum), peran neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitoksin disintesis di dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitoksin dan demikian pula aktivitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya.
d. Efek Samping Penggunaan Oxitocin
     Efek Samping Maternal :
       •Stimulasi uterus berlebihan
       • Emboli cairan amnion
       • Solusio placenta
       • Trauma
       • perdarahan postpartum
       • Hematom pelvis,rupture uterus
       • System kardiovaskuler yakni Kolaps kardiovaskuler
       • Hipotensi
       • Stroke
       • mual dan muntah
       • Retensi cairan
       • intoksikasi air
       • Hipertensi
   Efek Samping: Fetal / Neonatal
     Asidosis, distrimia jantung , Asfiksia, hipoksia, Trauma lahir, ikterus neonatal
e. Indikasi
      • Induksi Partus Aterm
f. Pemberian harus hati – hati pada pasien :
      • Pasien dengan penyakit jantung
      • Paru – paru
      • Ginjal
      • Hati
      • Asma
     • Anemia
     • Epilepsi
g. Kontra Indikasi :
     • Penyakit radang pelvis
     • Terdapat jaringan perut pada uterus
     • Hipersensitif terhadap obat  
3. Prostaglandin
Hormon yang disekresikan oleh berbagai jaringan tubuh, misalnya otot uterus.
a. Nama Generik
   Gemeprost
   Dinoproston
b. Nama Paten
   gemesprost
   prostin E2 (pharmacia)
c. Indikasi
   Prostaglandin digunakan untuk mematangkan serviks uterus dan menyebabkan kontraksi selama induksi persalinan.


B. Obat Hemostatid (Anti Perdarahan)
    1. Vitamin K
Vitamin k adalah senyawa yang larut dalam lemak, terutama ditemukan dalam sayuran berwarna hijua. Kebutuhan diet sangat rendah, karena vitamion ditambah oleh sintetis nakteri yang mengkontaminasi usu manusia. Ada dua bentuk vitamin K1 yang ditemukan dalam makanan ( fitonodion ), dan Vit K2 ditemukan dalam jaringan manusia yang disentesis oleh bakteri usus ( menakuinan ).
a. Nama Genetik : Vit K Fitomenadion
b. Nama Patent : Autoplex 2 peba ( aktifasi factor VIII dan IX ) Kaywan, Kavitin
c. Indikasi
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh kelebihan warperin atau difesiensi Vit K.
C. Obat-obat Imunologi
Dalam bidang imunologi, kuman dan racu kuman ( toksi ) disebut sebagai anti gen. Antigen merupak bagian protein kuman atau protein racun. Bila antigen untuk mask kedalam tubuh anusia, maka sebagai reaksi tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen kuman itu. Anti dalm tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut toksin. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat adalah jenis kuman ganas / virulen. Karena itu anak akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
   1. Vaksin
Vaksin adalah bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. Pemberian vaksin merangsang tubuh anak membuat antibodi. Adapun Jenis penyakit yang pencegahannya dapat dilakukan dengan imunisasi:
• TBC
• Difteri
• Tetanus
• Polio
• Campak
• Hepatitis


D. Obat anastesi local
Obat-obat anastesi local di kembangkan dari kokain yang digunakan untuk pertama kalinya dalam kedokteran gigi dan oftalmologi pada abad ke-19. kini kokain sudah digantikan dengan lignokain(lidokain), bupivakain(marcain), perilokain dan ropivakain. Prilokain terutama digunakan dalam preparat tropical.
   1. Penggunaan anastesi local
Obat-obat anastesi local memiliki peranan yang penting dalam meredakan rasa nyeri untuk jangka waktu yang singkat. Dalam kebidanan, obat-obat tersebut diberikan lewat beberapa cara:
• Topical, misalnya pada pemasangan infuse
• Subkutan/intradermal pada penjahitan luka
• Infiltrasi di sekeliling serabut saraf yang tunggal, misalnya blok anastesi pudendus
• Epidural, pada permukaan durameter bagi persalinan atau sexio caesarea
• Spinal(intratekal), kedalam cairan serebrospinal
• pada ruangan subaraknoid (intratekal) bagi persalinan atau sexio caesarea.
G. Zat Besi
a) Nama generik : - senyawa FE sorbitol
b) Nama patent : - Jectofer ( AstraZeneca)
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua system biologi di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin,sintesis katekolamin,produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentuyang diperlukan untuk produksi adenosine trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Buntut-buntutnya dapat memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan zat besi umumnya ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan dan gangguan penyembuhan luka.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per trimesternya. Pada trimester pertama, tambahan akan zat besi belum dibutuhkan. Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini.
Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg per hari per berat badan (sama dengan mengonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun ubi). Kemudian bertambah menjadi 39 mikrogram per hari per berat badan pada trimester ketiga (sama dengan mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran hijau
H. Asam Folat
  a) Nama generik : Asam Folat
  b) Nama patent : Preconceive
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Neural Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi semenjak masa persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. Tak perlu khawatir, karena kelebihan asupan ini akan dibuang secara otomatis. Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600 mikrogram per hari per orang. Jadi ada tambahan sebanyak 200 mikrogram per hari per orang dibanding manusia dewasa yang tidak hamil. Sumber asam folat antara lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, stroberi, dan bayam. Namun, karena mengonsumsi makanan tersebut belum menjamin terpenuhinya kebutuhan ini maka ibu hamil tetap dianjurkan mendapat asupan suplemen asam folat.
Sumber alami Asam Folat
Ø sayuran berwarna hijau, seperti bayam dan brokoli.
Øbuah-buahan, seperti jeruk, semangka, nanas, dan avokad.
Ø Daging sapi
E.Macam-macam obat kebidanan lainnya
1. Anvormer B6 piratiasina 8
    B6 30 mg Untuk mengatasi mual dan muntah pada Trimester 1
2. Primperon Metaklopramida untuk mual dan muntah pada ibu hamil
3. Novabevit Thiamin ( B1) Vitamin untuk menambah stamina pada ibu hamil
4. Folavit Asam volat Untuk pertumbuhan janin & menjaga kesehatan tubuh
5. Fitolac Ekstra daun katuk untuk mprlancar ASI
6. Herbalacta 1. vitex trifolia fructus akstrak
7. vitex agnus costus fructus u mprpanjang masa reproduksi ASI
8. Osteocal 1. kalsiun karbonat
9. amylum maydis
10. avicel
11. povidon Untuk mebantu kekurangan kalsium pada ibu hamil
12. Premania 1.ferrofumarat 360 mg
13. asam folat 1,5mg
14. vitamin –B12
15. Ca karbonat 250 mg Suplemen vitamin dan mineral untuk anemia misalnya  anemia pada masa kehamilan dan laktasi
16. Premaston Allilestrenol 5mg Untuk menguatkan kandungan
B.     Cairan dan elektrolit yang lazim digunakan dalam praktek kebidanan
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
Ketika terjadi kehilangan darah, kebutuhan utama yang perlu segera dipenuhi adalah menghentikan perdarahan. Kebutuhan kedua adalah mengganti volume darah yang hilang. Dengan cara ini, sel-sel darah yang tersisa akan tetap mampu mengoksigenasi jaringan tubuh. Darah manusia norma memiliki kapabilitas transpor oksigen yang berlebih secara signifikan, hanya digunakan pada kasus-kasus dengan kerusakan fisik yang hebat. Volume darah yang ada ini dipertahankan oleh volume ekspander,  pasien masih dapat menoleransi kadar Hb yang sangat rendah hingga kadar Hb1/3 orang sehat.
Infus cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.


Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus adalah:
1.               Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
2.               Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
3.               Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan cairan  tubuh dan komponen darah)
4.               “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
5.               Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
6.               Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
7.               Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah
Jenis Cairan Infus:
1.      Cairan hipotonik:
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2.         Cairan Isotonik:
osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3.         Cairan hipertonik:
osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1.      Kristaloid:
bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2.      Koloid:
ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.









BAB III
PENUTUP
   Kesimpulan
   1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil / bersalin , nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelun rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu
   2. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk kedokter
   3. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter.


















DAFTAR ISI
                                                                                    
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
 Latar Belakang ................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................4
A.    kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan .................................4
B.     Obat yang berhubungan dengan kebidanan..........................................................8
C.     Cairan dan elektrolit yang sering digunakan dalam praktek kebidanan.............14
BAB III PENUTUP........................................................................................................17
Kesimpulan ..............................................................................................................17
Daftar pustaka ................................................................................................................18










DAFTAR PUSTAKA

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar